Kurang lebih malam itu menunjukkan pukul 22:52 WIB, malam Kamis.
Seharusnya buku itu (menunjuk buku berjudul Bumi Manusia) rampung malam ini. Tetap tak bisa, selalu ada gangguan. Telunjuk beralih ke keyboard, menggeser kursor, dan berhenti di URL* http://www.facebook.com/masmaelbaqar . Memeriksa kotak pemberitahuan, siapa tahu ada pesan baru untukku. Dan benar ternyata, 5 pesan di kotak masuk, lalu 1 pesan di wall-message.
Pesan di inbox, 3 berisi tentang undangan acara yang bermacam-macam bentuknya, tak menarik perhatian. 2 kubalas, dari “malaikat tak bersayapku”- perempuan Pribumi yang menjadikanku seorang philogynik. Sengaja aku tak menuliskan isi pesanku disini karena memang bukan untukmu atau kalian, tapi untukku.
Pesan dinding atau wall-message hanya ada satu, sempat ku anggap tak penting tapi ternyata sebaliknya, malah begitu penting. Begini pesan dinding itu:
Sujiwo Ardhi . Njuk, ntar malem bisa nemenin aku ronda? Jam 12 pas kita pergi bergegas....
Muhammada Ma'elbaqar SIAP GUSTI KANJENG SUJIWO ARDHI!! Demi Indonesial Raya.
Sujiwo Ardhi Kita rampas uang jimpitan warga!!!
Muhammada Ma'elbaqar Demi sebungkus Indomie!
Sujiwo Ardhi . TAK PEDULI APA ITU HARGA DIRI!!!
Muhammada Ma'elbaqar menambahi:-TAK PEDULI JUGA BERAPA HARGA SEBUNGKUS INDOMIE!
Sujiwo Ardhi . Selama ada Rifai dan Sujiwo Ardhi, semua aman terkendali. Kalau pun tak ada indomie, kopi pun jadi...
Muhammada Ma'elbaqar Menambahi lagi: Dan selama masih ada pesawat Sukhoi bersemayam di Padepokan Ceret, semua aman terkendali.
Sujiwo Ardhi . Tapi sayang, aku gak bisa mengendarai kendaraan asal merapi ini.....NGERI !!!
Muhammada Ma'elbaqar Kendarakan saja si Minerva, lebih mudah, murah, praktis, dan cepat! hahahahha...
Sujiwo Ardhi . GAK salah nih... Sama saja kita bunuh diri! Lha wong surat Stnk-nya ilang di telan bumi... Sampai sekarang masih di cari! Polisi pun tak mampu mengatasi, sial bener teman kita satu ini. Yg penting jngn sampai bunuh diri, kl hal itu terjadi, seumur hidup kita pasti di hantui...
Muhammada Ma'elbaqar Sudah kang, cukup. Aku merinding, Minerva di balik bilik seberang tempatku duduk. Aku takut dia tiba-tiba menyergapku untuk menjadi santap malam pengganti indomie.
Sujiwo Ardhi . Burung hantu cap apa ini, Saya kira dia gak berani, pasalnya: Kamu seekor sapi, badan mu besar gagah berani. Tp kl kalah panggilah panglima babi, sekarang lg nonton tv...
Muhammada Ma'elbaqar Hahahahahahaha.. Siapa itu panglima babi?
Sujiwo Ardhi . Siapa lagi kl bukan si Rifai, mantan seorang santri. Ilmunya cukup tinggi cukup di takuti oleh ibu pertiwi...
Muhammada Ma'elbaqar Oh sekali menyerang yang terjadi malah munculnya buku biografi! Hahaha..
Sujiwo Ardhi . Betul pak kyai... Itu senjata ampuh melebihi senjata api
Muhammada Ma'elbaqar Pak Kyai Indomie-sebutan yang cocok.
Sujiwo Ardhi . Saya rasa bumbu sebanyak ini cukup untuk malam ini, gak usah basa basi, mari kita beraksi...
Muhammada Ma'elbaqar 23:20- Sekarangkah?
Percakapan selesai begitu saja, Sujiwo Ardhi menghampiri di serambi tempatku berada, mengajak bergegas bekerja. Di ruang lain, Minerva sudah melayang begitu indah bersama khayalan-khayalan. Pemilik Sukhoi Merapi berwarna ungu tengah asyik bercanda-gurau dengan layar televisi. Tak nampak juga olehku sosok Kyai Indomie, empunya Shogun merah yang baru saja dibelinya, entahlah sembunyi kemana dan dimana dia, jangan-jangan... pikiranku menerka-nerka. Satu orang lagi yang setengah nyawanya tercabik-cabik mimpi, kusebut dia, Ipin, tidur di arena bagian belakang. Hanya ada aku, Pendekar Sujiwo Ardhi, Sang Sukhoi Merapi, dan Hasan-salah seorang pujangga yang sedang naik daun di zamannya, sibuk mengurusi, memandangi notebook barunya, yang hidup di Rabu malam itu.
Melesat bak angin, menghantam bak ombak, menghujam bak pedang atau peluru, seperti itulah kita berdua--aku dan Pendekar Sujiwo malam itu. Merampas jimpitan warga RT 09 Sorowajan (nama tempat dimana kami menjadi penumpang illegal). Mengobrak-abrik aspal Sorowajan, namun yang terjadi malah sebaliknya
Saat sedang berfoya-foya “merampok” jimpitan warga, dari arah barat, seorang diri, penunggang motor meneriaki kami. Tak menggagas teriakannya, kami usir dia dari jalanan. Uh.. Mengganggu saja, batinku. Sambil bergumam, tumitku sadar, bahwa yang barusan meneriaki adalah Si Pemilik Shogun Merah. “Ah.. Aku merasa berdosa telah mengusirnya,”keluhku.
Semua ujung dari RT 09/Sorowajan berhasil terampas habis-habisan. Merinci hasil rampasan sebentar di pos, berbicara seperlunya dengan tetangga-seolah-olah kami tidak melakukan apa-apa malam itu-lalu kembali lagi ke markas.
Pekerjaan malam itu selesai.
Hanya itu catatan malamku pada Kamis dinihari, pukul 00:54 WIB; 14 Oktober 2010.
Ku harap aku mendapatkan Indomie dari kerjaku beberapa jam lalu-Terima kasih.
~masmaelbaqar
*URL singkatan dari Uniform Resource Locator (diterjemahkan: Pelokasi Sumber Daya Seragam), adalah rangkaian karakter menurut suatu format standar tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber seperti dokumen dan gambar di Internet.
2 kritikan:
bukannya kamu dari dulu seorang phylogenik? -,-
menurutmu begitu, aku mengiyakan-karena memang pernah tapi tak bertahan lama.
dan sekarang muncul lagi, begitulah aku yang hewan.
Posting Komentar
Tempat Menghujat