13.30.00
Home » , » Bang Toyib 2 Home » , » Bang Toyib 2

Bang Toyib 2

            Lebaran oh lebaran. Moment penting bagi umat islam. Memakai kata “lebaran”  maka konteks bahasan ini lingkup negara kita saja, yaitu  Negara Indonesia.

Lebaran yang paling memerlukan usaha keras adalah lebaran di Indonesia. Setiap orang harus bersusah payah kembali ke kampung halamannya, orang-orang menamainya mudik. Mencari tiket alat transportasi, berebut sembako –sampai ada yang harus rela menanggalkan nyawanya, menunggu antrian yang tidak hanya 1-2 jam- bahkan sampai 1-2 hari rela tinggal di stasiun/terminal  untuk dapat tempat duduk atau agar tidak ketinggalan kereta. Seseorang harus mempunyai jiwa nekat juga jika berhadapan dengan lebaran. Sepertinya lebaran itu merupakan kewajiban yang haq, yang datang dari agama atau institusi-institusi lainnya. Aih, ini membuat saya heran. Secara tidak langsung, sadar atau tidak sadar, kita telah menemukan budaya baru, budaya mudik. 


Mudik di Indonesia adalah hal wajib –jika tidak percaya, tengok realita kehidupan menjelang lebaran. Ini dilakukan oleh orang perantauan, karena ini adalah moment dimana setiap orang yang merantau menjadikan lebaran sebagai ajang bertemu sanak saudara. Indah sepertinya tapi memerlukan usaha keras. Berbagai upaya mereka lakukan hanya untuk bisa berkumpul bersama keluarga di kampung halaman. Lebaran oh lebaran, hebat juga ya dirimu. 

Memasuki bahasan paragraf ke-4. Kali ini saya menjadi Bang Toyib 2. Kenapa? Karena saya 2 lebaran ini undur diri dari dunia permudikan. Kenapa lagi? Karena saya tidak mempunyai uang. Loh, kok bisa? Ya bisa-lah. Karena tidak mempunyai uang dan pastinya saya butuh uang, maka dari itu saya memilih menanggalkan pikiran tentang mudik ke kampung halaman. Lebih memilih di tempat perantauan untuk mencari uang. Ketika orang-orang mudik, mayoritas rumah-rumah yang mereka tinggalkan di tempat perantauan kosong dan tak berpenghuni. Ini saatnya bagi saya untuk mendaftarkan diri, menawarkan kepada mereka yang mudik agar saya bisa dimanfaatkan untuk sementara menjadi pembantu –julukan kasarnya atau satpam –julukan halusnya, atau cleaning service –julukan kerennya. Pasang rai gedek istilahnya untuk sementara ini. Mengais rejeki saat orang-orang menggunakan rejeki mereka. 

Alhamdulillah sekali, ketika kalimat saya diatas terkabulkan. Menjadi sebuah penjaga di sebuah yayasan yang ditinggal mudik karyawannya. Tugas menjadi pembantu rumah tangga dalam waktu sekitar 10 hari dengan bayaran yang lumayan buat saya pribadi. Puji syukur kehadirat-Nya, yang telah memberikan kepada hamba-Nya sebuah usaha untuk menghasilkan hasil yang berguna.
            Lebaran 1432 H ini, saya mendapat pangkat yang asyik, sebagai pembantu rumah tangga, satpam, atau bisa juga disebut cleaning service. Saya tak bisa sebutkan dimana saya sekarang berjaga, kalau sampai ketahuan dimana saya berada maka polisi akan mencari saya –lho?

            Lebaran oh lebaran, bang toyib selalu ada dimana-mana :D 

Have a nice Idul Fitri 1432 H.
Mohon maaf lahir dan batin

 masmaelbaqar and mm artwork

0 kritikan:

Posting Komentar

Tempat Menghujat

readbud - get paid to read and rate articles
kotak sampah™. Diberdayakan oleh Blogger.