Jumat yang entah jumat keberapa kalinya aku berada di LKiS. Akan tetapi, Jumat kali ini berbeda dengan jumat-jumat biasanya, jumat kali ini adalah jumat Piala Dunia, dimana sebuah bola adalah menu utama dalam kehidupan sehari-hari di bulan ini. Dimana sebuah bola dimasukkan ke dalam 9 bahan pokok, (yang sekarang, khusus untuk bulan ini, menjadi 10 bahan pokok).
Jogja semakin panas. Seperti biasa jam 11.30 WIB, mempersiapkan diri untuk pergi ke masjid agar dapat melebur ke dalam sekumpulan manusia-manusia yang ingin menunaikan ibadah sholat jumat.
"Ayo, Den.. Kita berangkat ke masjid!"kataku.
"Bentar! Ngrokok-ngrokok dulu lah!" jawab salah seorang teman sambil melucuti pakaian si "Djarum".
"Welahhh .. ck ck ck .. jaan jaan!".
***
Dengan bermodalkan air wudhu, aku dan teman-teman nekat pergi ke masjid terdekat.
"Weleh ramenyaaa masjid ini Bung!"kataku.
"Kita harus cepat-cepat cari tempat, sebelum lahan parkir yang panas itu menjadi tempat kita jumatan!"sahut temanku sambil menunjuk lahan parkir beratap matahari yang sangat amat panas.
Aku geleng-geleng kepala.
***
Mencari celah-celah keramik putih yang masih kosong dan masih bisa dipakai untuk meletakkan pantat seksiku ini. Hufffhhh.. Akhirnya dapet tempat juga.
Sayup-sayup angin mencolek-colek pipiku. Sekumpulan kertas yang berada dalam jarak sekitar 1 meter-an dariku berhamburan, berterbangan, dan melayang-layang, yang salah satu dari kertas itu menuju ke tempatku. Ssseett.. (mengambil kertas dengan cepat lalu menodongkannya ke mukaku).
Oww.. Buletin hari jumat too.. (pikirku itu majalah Porno, karena setiap orang menikmati buletin itu wkwkwkwkwkw). Pelan dan sangat pelan salah satu suara dari salah satu orang terdengar panca indraku.
"Nanti malam, jadwalnya apa Bos?"tanya cowok berpeci putih.
"Wah aku gag paham e, coba diliat jadwalnya di balik kertas yang kamu pegang itu!"jawab teman seperrguruannya yang memakai sarung ijo.
"Sebentar-bentar... Oh ya, ini disini tertera nanti malam jadwalnya Brasil dan Belanda!"jawabnya tegas dengan mata yang membara.
"Uihhhh . yayayaya.. Jago mana kamu?"tanya cowok peci putih.
"Kalo aku pasti Brazil lah, hla wong pemain-pemainnya Brazil itu skill bagus- bagus kok! Pilihanku pasti tidak salah !"jawab cowok bersarung ijo semangat membakar jiwa raganya (huahahahahaha).
"Wah berarti kamu musuhku!hahahaha.."kata cowok berpeci putih.
"Kamu jago Belanda ya?"tanya cowok sarung ijo keheranan.
"Betul ! Kita musuhan pokoknya.. hahaha"jawab cowok berpeci putih sambil ngakak.
"Oke Oke Oke!!!!"tegas cowok sarung ijo.
Sekilas percakapan yang ku dengar di tengah-tengah khutbah Jumat. Di saat lain, beberapa orang terlihat tertunduk seolah-olah sedang mendengarkan sang khotib ber-khutbah , nah setelah ku lihat ternyata di genggaman tangan kirinya ada buletin harian Jumat, namun lucu-nya di halaman belakang buletin jumat itu ada jadwal pertandingan Piala Dunia 2010. HUAHAHAHAHAAAAA..
Lucunya lagiii Gan, yang tangan kanan memegang buletin Jumat yang ada jadwal Piala Dunia-nya tetapi yang tangan kanan memutar-mutar biji kayu cendana berjumlah 100 butir alias tasbih.
Keadaan di hari Jumat ini sangat kacau balau, yang paling kacau adalah para jamaah sholat Jumat di masjid A dekat dengan tempat tinggalku.
Lucu tapi juga M E N Y E D I H K A N ! ! ! !
***
Begitulah pemandangan masyarakat kita. Sangat lucu, unik, asik, aneh, dan beraneka ragam.Yang hanya dengan satu hal saja mereka bisa kelihatan akrab sekali, yang hanya dengan satu hal saja mereka terlihat satu ideologi dan bersatu. Nah, kali ini, yang menyatukan mereka malah dengan hanya Piala Dunia 2010. Hahahahahahaha...
Menyenangkan sekaligus menyakitkan.
***
Nambah sedikit lagi ya Gan! Hehehe.. Mumpung masih muat.Topik yang sama dan masih dalam satu hari ini.
Malam di hari Jumat setelah siang-nya jumatan dan menemukan hal yang lucu dalam sejarah jumatan-ku. hahaha
Sehabis kumandang adzan sholat isya, perut keroncongan (krucukk.. krucukk), uuhhh.. Aku kelaparan.
Kelaparan yang amat sangat.
"Pendekar, aku pinjem motor ee, mau cari makan depan Toko A!" Rengekku kepada guruku Pendekar Ardhi.
"Yooohh!"jawab guruku.
***
Ngengggggggggggg .. cccccciiiiiitttttttt.. "Kang, nasi tempe terong di makan disini, minumnya air putih!"mintaku.
"Oke!"jawab sang pemilik warung pecel lele.
Kelaparan memang hal yang sangat menyakitkan. Apalagi pas gag punya uang, uhh.. sangat menyakitkan. hiks hiks hiks.
Di tengah-tengah menunggu pesanan ku datang, sambil meringas-meringis di meja makan warung, seorang satpam muncul di balik suara bising kompor dan celoteh customer.
"Nanti malam, njago mana kamu?"satpam mencoba berkomunikasi dengan penjual pecel lele.
Entah saat ditanya seperti itu si penjual pecel lele jawab bagaimana, karena saking bisingnya suara kompor dan suara kendaraan dari luar warung.
"Kamu mau pasang berapa malam ini?"tanya si satpam berseragam ijo lagi kepada penjual pecel lele.
Dan entah kenapa Tuhan tidak memekakan telingaku hingga lagi-lagi aku tidak mendengar jawaban sang penjual pecel lele. Aaarrrggghhh .. Sial !
"Ya sudah! Kita tunggu saja nanti malam bagaimana hasilnya!"kata satpam berseragam ijo memastikan.
"Yoh!"jawab sang penjual pecel lele. Kali ini aku mendengar jawabannya yang pendek.
Batinku terusik (ceileeee), terpaku keadaan yang sangat mencengangkan (gombaaall), mencari cara agar seolah-olah aku tidak mendengarkan percakapan dua insan manusia tadi (lingak-linguk).
"Ohhhhh .. Mereka taruhan ternyata!" Monolog mulai tercipta di dalam diriku.
Hati ku tercabik-cabik rasanya (uwooooohhh.. kereeeennn!).
Sampai-sampai aku tak sadar kalo sudah mengahabiskan dua piring nasi, 4 irisan tempe, sesendok sambal trasi, beberapa lembar daun kemangi, timun, dan segelas air putih gelas besar.
HUAAAAHHH!!!!!
***
Beginilah.. Beginilah.. Beginilah.. Aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata berbentuk tulisan. Hatiku menangis melihat wajah-wajah para daun tua yang tak bisa di contoh para daun muda.
Sudah dulu postingan kali ini. Diriku sudah tidak kuat untuk menahan beban ini (huoooooohhhh).
Terima Kasih - untuk para narasumber yang tak sempat aku wawancarai.
0 kritikan:
Posting Komentar
Tempat Menghujat