Akhirnya masih dapat menyapa teman-teman bertukar sapa dengan teman-teman blogger di seluruh dunia.
Salam karya, Blogger’s!
Salam karya, Blogger’s!
***
Oke, agan-agan!
Postingan kali ini adalah sebuah petualangan di Kebumen.
Postingan kali ini adalah sebuah petualangan di Kebumen.
Kupas tuntas mengapa Saya bisa terdampar di Kebumen, ada apa gerangan Saya bisa sampai disana, bagaimana Saya disana, lalu bersama siapakah Saya disana?
Semua akan di kupas tuntas di Blog yang semoga akan terkenal ini. Blog Cerita Dewasa.
Semua akan di kupas tuntas di Blog yang semoga akan terkenal ini. Blog Cerita Dewasa.
***
Malam Selasa di minggu-minggu awal bulan Juni sangat amat tidak mengenakkan. Disamping cuaca yang sangat tidak tentu – kadang dingin dan kadang pula panas, mungkin dikarenakan Saya yang lagi tidak punya uang (hehe.. mohon dikasihani). Begitu juga malam ini, dimana kerjaanku selama hari ini adalah glundang-glundung di tengah-tengah orang beraktifitas. Beginilah nasih seorang pengangguran yang masih amatiran. Sebenarnya pengin cari kerja, akan tetap beginilah seseorang ketika berhadapan dengan sifat malas. Uh.. Penyakit yang belum ada obatnya dan penyakit yang menyakitkan sepanjang sejarah perpenyakitan di dunia. Kadang Saya bangga dengan malas dan kadang Saya menyesal karena Saya adalah salah seorang dari beberapa miliun-an orang yang terjangkit virus malas. Nah, itu yang diatas jangan digagas, itu tak perlu.
Ceritanya,
Dari pagi sampai siang, tertidur karena malamnya sibuk menonton aksi si Arjen Robben melawan David Villa di Final Piala Dunia 2010 South Africa. Akibatnya, seharian Saya terpuruk dalam mimpi dengan ber-alaskan sebuah sajadah (daydreaming is really easy!)
***
Sebelum mahgrib ternyata ke dua mata ini (yang sepanjang hari hanay bisa terpejam, termakan mimpi) telah bangun. Kemudian online sebentar, tiba-tiba terdengar suara dari arah depan,
“Njuk, kayak e nge-cendol enak nih?” kata Om Jay.
“Woke, Bang! Let’s Go!”
“Tapi nanti jam 5 ae, Njuk!”kata Om Jay lagi.
“Sip..!!”
“Woke, Bang! Let’s Go!”
“Tapi nanti jam 5 ae, Njuk!”kata Om Jay lagi.
“Sip..!!”
Tepat tapi agag lebih jam 5, kita keluar dengan lenggag-lenggog mengendarai Kharisma X milik LkiS.
Nge-cendol di sebelah PT. Kereta Api memang enak, disamping Es Cendol-nya yang murah dan menggiurkan, suasananya yang sejuk di bawah pohon beringin besar-besar membuat pengguna wilayah itu serasa berada di Neverland (sebuah cerita konyol pengantar anak-anak tidur).
***
Maghriban, kita kembali ke tempat semula.
Sejenak melepaskan penat yang ada selama seharian bermimpi, mulailah buka blog sebentar, mungkin ada postingan dari teman sesama blog yang menarik.
Beberapa menit berlalu lalang di dunia blog. Sang pendekar Ardhi bersuara,
“Njuk tak tinggal dulu ya! Aku mau ke Kebumen!”
“Woke! Sampai kapan Bung?”
“Mungkin nanti malam atau kalau tidak, ya besok pagi!”
“Ssssiiiipppp !!!!”
“Atau kamu mau ikut aku? Untuk menemaniku nganterin orang ke Kebumen? Soal e aku pulang nanti kemungkinan naik bis.”
“Weh.. Tapi gag ada budget e bung?”
“Kalo biaya pasti ditanggung sama mereka!”
“Woke-lah kalok begondang!”
“Woke! Sampai kapan Bung?”
“Mungkin nanti malam atau kalau tidak, ya besok pagi!”
“Ssssiiiipppp !!!!”
“Atau kamu mau ikut aku? Untuk menemaniku nganterin orang ke Kebumen? Soal e aku pulang nanti kemungkinan naik bis.”
“Weh.. Tapi gag ada budget e bung?”
“Kalo biaya pasti ditanggung sama mereka!”
“Woke-lah kalok begondang!”
Mulai dari percakapan di atas, terlaksanalah sebuah petualangan.
Ternyata eh ternyata, kita hanya Cuma nganterin salah seorang teman dari beberapa pendekar tingkat atas (mas Farid, mas Salim, pak Sugi, pak Kholik). Ya sudahlah... Yang penting bisa jalan-jalan menggunakan mobil keren: XENIA.
***
Malam semakin larut. Berangkat jam 19.21 WIB dari Jogja.
Ketika memasuki daerah Kulonprogo, mulai deh kita bertemu jalanan yang berlobang-lobang. Sampai-sampai terdengar suara percikan tanah dari samping-samping mobil. Maklum Bung, aspal baru. Jalanan ketika memasuki daerah Kulonprogo memang belum baik. Pemerintah memperlebar ruas jalan utama yang menghubungkan Jogja-Kulonprogo. Senandainya kita tadi lewat jalur selatan alias jalur pantai selatan. Pasti tidak akan menemukan keadaan yang sangat menyakitkan badan dan tubuh sang Xenia.
Malam bertambah larut ketika memang suasana di mobil menyepi. Semua penghuni mobil tertidur, selain sang sopir ; Ardhi. Asyik-asyiknya tidur di bantalan kursi nan empuk Xenia, aku dipaksa bangun oleh jalanan-jalanan memasuki daerah Purworejo. Sepanjang jalan berlubang semua, bahkan lebih hancur dari jalanan Kulonprogo tadi. Menyedihkan. Kasihan Xenia! Batinku.
Beberapa jam terpenjara dalam mobil amboi ber-AC ini, akhirnya kami sampai di Kab. Kebumen, Jawa Tengah. Daerah yang terkenal dengan bahasa Ngapak-nya. Seperti contoh,
Piye kabare rika, Yu? ---> Bagaimana kabarnya kamu Mbak?
Kepriben kie, nyong ora bisa lunga?--->Bagaimana ini, aku tidak bisa pergi?
Wetenge nyong kencot kie Yu --->Perutku lapar ini Mbak.
Kepriben kie, nyong ora bisa lunga?--->Bagaimana ini, aku tidak bisa pergi?
Wetenge nyong kencot kie Yu --->Perutku lapar ini Mbak.
Nah, memang daerah yang lucu.
Saat itu kami langsung berhenti di Terminal Kebumen yang sangat amat sepi. Baru kali ini melihat terminal yang isinya hanya beberapa orang Satpam, yang bertugas meminta retribusi kepada bis-bis.
Hufffhhh.. Terdampar di tengah kesepian. Memutuskan untuk mencari sesuap dua suap tiga suap nasi untuk mengganjal perut kami (aku dan Om Ardhi). Ennaaaahhh.. Disini asyiknya.
Ketika kami sedang enak-enak menunggu pesanan datang sambil sayup-sayup terdengar percakapan beberapa tukang ojek, ada orang datang dengan celana pendek, berselimutkan sarung, beratapkan peci bundar, bergabung dengan gerombolan tukang ojek. Lalu di tengah-tengah kami sedang makan, dia menghampiri kami berdua, seolah-olah sudah kenal sejak belum lahir,
“Banyak banget dek, berapa indomie itu?”tanya orang tua nan amboi lagi lucu itu.
“Dua Pak! Hehehe..” jawab kami cengengesan.
Lalu kemudian berteriak dengan bahasa ngapak kepada pemilik warung,
“Kang aku buatin mie goreng seperti mereka pake telur!” teriaknya.
Itu membuat kami sempat tertawa sejenak di tengah-tengah prosesi makan.
“Itu pake telor gag?”tanya orang tua itu.
“Iya, Pak!”jawab kami sambil melahap indomie goreng.
Berteriak lagi kepada pemilik warung.
“Aku juga mau pake telor dan rumput-rumput ijo itu loo !!”teriaknya.
Ha! RUMPUT???? Aku sempat syok mendengar istilah si orang tua itu.
Mana ada orang makan mie goreng dengan rumput?
Huah!
“Dua Pak! Hehehe..” jawab kami cengengesan.
Lalu kemudian berteriak dengan bahasa ngapak kepada pemilik warung,
“Kang aku buatin mie goreng seperti mereka pake telur!” teriaknya.
Itu membuat kami sempat tertawa sejenak di tengah-tengah prosesi makan.
“Itu pake telor gag?”tanya orang tua itu.
“Iya, Pak!”jawab kami sambil melahap indomie goreng.
Berteriak lagi kepada pemilik warung.
“Aku juga mau pake telor dan rumput-rumput ijo itu loo !!”teriaknya.
Ha! RUMPUT???? Aku sempat syok mendengar istilah si orang tua itu.
Mana ada orang makan mie goreng dengan rumput?
Huah!
Nah, setelah aku telusuri makna dari rumput yang dimaksud orang tua berpeci diatas adalah beberapa potong sawi yang biasa dipakai orang untuk pendamping indomie goreng saat disajikan.
Ya ya ya, aku baru paham bahwa rumput itu adalah SAWI. Huahahahahaha...
Kerennnnn! Aku dapat istilah baru.
***
Semakin larut malam, udara semakin tak bersahabat.
Akhirnya kami putuskan pulang sekitar jam 23.00 WIB.
Sampai jogja sekitar pukul 01.00 WIB dengan tanggal yang berbeda.
Berjalan kaki hampir 1km demi mencapai tempat singgah.
Lalu akhirnya sampai juga di LkiS. Alhamdulilllahhh .....
***
Cukup sekian postingan kali ini Gan!
Semoga bermanfaat. Amin
SALAM KARYA DAN HIDUPLAH!
0 kritikan:
Posting Komentar
Tempat Menghujat