Oke, postingan kali ini bercerita tentang kisah saya tadi sore bersama teman saya, Rebon atau dengan nama asli Nuky Ady Kurniawan.
Langsung saja kepada cerita :
***
Rabu.
Sangat dan sangat membosankan. Terlihat sekali ketika aku sadar bahwa aku telah memakan waktu beberapa jam karena terlelap tidur (bangun jam 09.00 WIB). Sial ! Lagi-lagi kesempatanku untuk melihat malaikat mengeluarkan matahari terlewatkan. Subuh hanya sebuah kenangan (astaghfirullah). Ternyata memang dasarnya pemalas, bangun pun gag segera mandi malah glundang-glundung. Huffhhh.. Penyakit malas adalah penyakit yang belum ditemukan obatnya. Glundang-glundung dahulu sambil mencumbu tombol HP. cethik.. cethik.. cethikk..
Mencoba untuk bangkit dari ketermalasan, dikagetkan oleh keadaan tempat yang sangat berantakan. Ohhhh.. Tuhannn..
Bagaimana ini, sedang orang-orang masih bermimpi dan yang hidup hanya aku dan seorang teman sesama gondrong, Dimas. Sial! (lagi-lagi mengumpat). Seandainya aku tadi bangun pagi, tak akan terjadi hal yang kaget-mengagetkan seperti ini. Huffff.. (mendesah lagi). Sudahlah! Aku tak mau membahas ini. Langsung saja kurapikan semampuku. Lalu pergi masak nasi. Heehee.. Tidur yang berkepanjangan ternyata membuat lapar juga. Nasi masak, langsung deh, beraksi ;
“Itu nasi udah matang Dim!”
“Yo beli lauk. Ayo!”ajak Dimas.
“Lauk apa?”
“Bagaimana kalo kali ini kita makan enak? Kita beli sate!”kata Dimas.
“Boleh.. Boleh !Ayoo!” Semangat kudapatkan untuk pertama kali di pagi yang panas ini.
5 tusuk sate kambing dekat JEC (Jogja Expo Center) berharga 11.000,- EDAAAAAAAAAAANNNNN!!!
Mahal sekali. Sangat mahal. Mahal yang sangat amat sangat. HUAH!
Makan dalam kamar dengan pintu tertutup karena ketakutan ketahuan para pendekar LkiS. Bisa gawat jika ketahuan, bisa-bisa kami jadi bulan-bulanan ejekan mereka.
Sambil ngiler-ngiler
gag jelas, karena baru pertama kali ini aku makan ini setelah tahun 2008 terlampaui. Hahahahah.. Alhamdulillah ..***
Waktu mandi sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, jadi ketika selesai mandi, para muadzin masjid sudah bersiap-siap menempelkan mulut-mulut mereka di dekat microphone. Hahahaha.. Bersiap-siap untuk mengantar si Dimas ke halte trans Jogja dekat JEC (dia mau pulang).
Tak ada tujuan dan tak ada pikiran mau kemana (mau kembali ke LkiS malas sekali) lagipula cuaca Rabu kali ini sangat panas sekali. Huffff.. (mengusap wajah yang tak berkeringat).
Hanya ada satu pikiran yaitu menuju ke Kos e Rebon. Woke ! Langsung tancap gas.
***
Sebenarnya main ke kos Cuma mau ngopi lagunya Renzo La Vista ---> Ksatria Nusantara : Penggabungan musik tradisional jawa dan pop.
Sampai sore kerjaannya hanya malas-malasan (gag ada bedanya di LkiS dan di kosan). Dari datang sampai sekitar hampir menjelang ashar sibuk baca komik Naruto sedangkan rebon asik di bantal gulingnya. Hufhh.. Tak apalah.
Menjelang ashar dan rebon sudah beranjak membuka awal harinya setelah tidur yang berkepanjangan dari pagi sampai sore dengan mandi, tak lupa sholat juga, akhirnya terdengar dari nya sebuah perkataan yang cukup ku dengar.
“Njuk, temenin aku nyari tukang buat kunci yoo, kunci motorku hilang!”
“Weh.. Sekarang?”
“Laiyoo.. Saiki Leeehh!!”
Sebenarnya malas sekali sii, tapi mau bagaimana lagi, teman tetaplah teman. Akhirnya nyurung motor e rebon dengan menggunakan motor e Ipin, yang kupakai. Bruuummm..
Sekitar 1 kilo-an tujuan kita.
Beberapa menit berlalu, eh si tukang kunci malah gag buka. Aaaaarrrrgghh... Sial !!! Huffff.. Beranjak dari tujuan pertama, maka mencari tukang kunci lainnya. Dan alhamdulillah sekali, sekitar 800 meter dari tujuan pertama ada tukang kunci. Alhamdulillllaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh Ya Alllaaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!! *terharu karena kebaikan Sang Tuhan.
Menunggu dengan muka manyun dan sempat mati gaya. Berkisar 15 menit kami menunggu sambil memble di pinggiran jalan Pramuka, akhirnya selesai juga. Alhamdulillah lagi aku ucapkan . Hehehehe...
Derita sore berakhir juga. Alhamdulillah.
***
Oke teman-teman blogger seluruh kampung.
Sekian dulu postingan dari Saya.
Semoga Bermanfaat.
SALAM KARYA DAN HIDUPLAH!!!!
0 kritikan:
Posting Komentar
Tempat Menghujat