Menyenangkan!
Kelaparan 2 hari

tidak membuatku untuk menahan lengkungan di bibir. Perjalanan untuk membuatku menghentikanku untuk menulis masih lama.
Banyak surprise hari ini,
1. Guru komunitasku ulang tahun (padahal sudah pada tanggal sebelumnya), yaitu Pendekar Sujiwo Ardhi ,
Sekilas tentang beliau
Beliau adalah salah satu dari sejumlah pendekar ternama yang tak dikenal oleh waktu. Dengan nama asli Ardhi (gag tau nama panjangnya siapa), beliau lahir tahun 1987 (kalo gag salah, kalo salah mohon maap lo pendekar!). Beliau mendirikan komunitas Ceret berbasis Kopi dan Rokok pada tahun yang tak lekang oleh waktu (hahahaha.. aku lupa tahunnya). Beliau sekarang sibuk bekerja di yayasan LkiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial), plumbon, sorowajan, bantul, yogyakarta, tepatnya di sebelah utara JEC (Jogja Expo Center), lebih tepatnya lagi depan Pura Sorowajan Yogyakarta. Di Yayasan LkiS juga, Komunitas Ceret bermarkas. Kami hidup bernaung kopi dan rokok, tapi elemen yang paling penting dari 2 elemen tersebut adalah KOMPOR, karena kompor adalah salah satu dari sekian banyak makhluk yang berhasil membuat kami untuk tetap bersama (weleh..weleh).
2. Satu lagi guru komunitasku, yaitu Ki Jarot Waskito.
Beliau telah menyelasaikan skripsi-nya (ckckckck). Beliau menempuh pendidikan di UNY (universitas negeri yogyakarta), Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan sastra indonesia. Setelah bertahun-tahun berbelajar ria dengan presentase membolos yang sepertinya bisa disebut jago di bidang tersebut akhirnya pada tahun 2010 ini, tepatnya lagi di bulan Juli, beliau berhasil menyelesaikan skripsinya (gag tau judul skripsinya apa). Selain sibuk di kampus beliau juga turut membina komunitas, yaitu komunitas Coret, (sedikit lebih serius dibanding ceng Komunitas Ceret, hanya beda di huruf vokal aja). Kurang lebih selama 4-5 tahun beliau membina komunitas Coret . Dengan yayasan Lkis sebagai penyokong.
Dua orang diatas adalah sosok yang tak lekang oleh waktu. Walaupun modernitas telah memakan sebagian banyak kaum pemuda di seluruh pelosok tanah air beta , namun sosok keduanya masih kental memangku tradisionalitas (mbuh bener opo ora istilahe). Lalu mengajarkannya kepada kami. Terima kasih untuk keduanya.
***
Siang ini akan terjadi penyerangan besar.