Pagelaran Festival Gamelan Yogyakarta
Pergelaran berlevel internasional, Yogyakarta Gamelan Festival ke-15 kembali digelar, 16-18 Juli di Taman Budaya Yogyakarta. Beberapa negara seperti Prancis, Singapura, dan Amerika Serikat terdaftar sebagai peserta.
Penonton akan dimanjakan dengan dinamika aransemen musik gamelan kolaborasi dari pemusik tanah air dan luar negeri. Menurut Manajer Pendidikan dan Hiburan Sari Utami Heryaningtyas, Yogyakarta Gamelan Festival ke-15 akan diikuti 11 peserta.
Beberapa peserta yang baru pertama kali terlibat dalam festival tahunan ini antara lain kolaborasi OrkeStar Trio dengan Ramu Thir uyanam dari Singapura, serta Bamboo Wukir dari Yogyakarta.
Pagelaran festival diawali dengan upacara potong tumpeng di Kantor Komunitas Gayam 16 yang dibina oleh penggagas Yogyakarta Gamelan Festival, almarhum Sapto Raharjo, Kamis (15/7). “Festival bertujuan menjadikan gamelan sebagai musik yang dikenal telinga masyarakat dunia,” kata General Manajer Setyaji Dewanto.
Sejak pertama kali digelar tahun 1995, sekitar 34 negara sudah bergabung dalam acara Yogyakarta Gamelan Festival. Gamelan yang merupakan alat musik asli Indonesia terbukti mampu konvergen dengan kebudayaan dari negara lain. Meskipun dapat menyesuaikan zaman, tetap ada pakem dari gamelan yang tidak bisa ditinggalkan yang menjadi ciri kepribadian atau identitas gamelan.
“Pergelaran yang mampu mewadahi pemain maupun pecinta gamelan kali ini mengambil tema Gamelan Anytime. Tidak sekadar melestarikan gamelan sebagai budaya Indonesia, Yogyakarta Gamelan Festival terus mengembangkan gamelan sesuai kondisi yang ada. Pada akhirnya gamelan terus berbunyi, tercipta dengan sendirinya seiring nafas kita,” kata Ari Wulu, putera Sapto Raharjo.
***
Woke-woke, Kangmas dan Mbakyu, sudah membaca artikel diatas?Alhamdulillah. Anda pembaca yang aktif.
YEAH!
Oke,
Artikel diatas mengenai Yogyakarta Gamelan Festival 2010 yang diadakan di Taman Budaya Yogyakarta dari tanggal 16-18 Juli 2010.
Mungkin artikel diatas sudah menjelaskan sekaligus menjawab pertanyaan Anda semua mengenai festival rutinan ini (untuk yang masih belum jelas mungkin bisa post di komentar).
***
Malam Senin dengan Tomo (teman Saya, sekaligus penikmat dan pecinta gamelan)
Lagi-lagi Saya diberi kesempatan oleh Sang Hyang Anantaboga untuk sedikit memahami sebuah icon musik dari Indonesia. Gamelan.
Lalu apakah pengertian dari gamelan sendiri?
Gamelan adalah spirit bukan obyek, yang hanya merupakan instrumen media.
Mari kita bahas secara terperinci mengenai gamelan,
***
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
***
Nah, bagaimana teman-teman? Apakah sudah jelas, apa yang dimaksud dengan gamelan?
Okelah kalo sudah jelas.
Lalu apakah visi dan misi diadakannya Festival Gamelan Yogyakarta-2010 ini?
Berikut penjelasannya,
Visi
Menggagas kehidupan seni gamelan yang dinamis, selalu menyelaraskan diri dengan jaman tanpa harus kehilangan latar belakang budayanya dan saling menghargai keanekaragaman kebudayaan di dunia.Misi
Menciptakan dan mengelola media yang bisa secara kontinyu menjadi sarana berkumpul, berkomunikasi dan berinteraksi bagi para pecinta seni gamelan dan membantu mereka yang sedang mempersiapkan masa depan untuk terlibat dalam dunia seni gamelan maupun yang akan menguatkan potensi yang sudah dimiliki dalam berbagai bentuk kegiatan.Sebagai bagian dari Yogyakarta Art Festival, pada tahun 1995, 1996 dan 1997, Yogyakarta Gamelan Festival disajikan grup gamelan dan seniman dari seluruh dunia dalam konser, broadcast, seminar dan pameran. Yogyakarta Gamelan Festival 1998 dibatalkan karena unpredictible situasi politik di Indonesia. Tetapi pecinta gamelan datang ke Yogyakarta untuk acara khusus: Festival Gamelan. Tidak hanya konser musik, tetapi sebuah lokakarya, kerjasama dan kegiatan budaya. Yogyakarta Gamelan Festival 1999 dan 2000 masih dianggap sebagai bagian dari Festival Seni Yogyakarta.
Dimulai dari tahun 2001, festival gamelan diselenggarakan secara independen sampai sekarang. Festival internasional ini diadakan dengan tujuan mengumpulkan pemain gamelan dan pecinta gamelan dengan konsep budaya gerakan.
Tahun ini, 14th Yogyakarta Gamelan Festival 2009 mengedepankan tema: "Gamelan EVERY WHERE". Setiap alat yang mana tidak hanya di lokasi geografis, tetapi posisi gamelan dalam konteks pendidikan, budaya, industri, dll.
***
Jadi begitulah alasannya mengapa Festival Gamelan ini diadakan. Selain untuk mengenalkan kepada generasi muda kita kepada gamelan, festival ini juga bertujuan sebagai sarana berkumpul para penikmat, pemain, penyuka, penggila, atau apalah. Lagi-lagi kebersamaan yang kita dapat dalam acara ini. Alhamdulillah..
Di akhir acara, sejenak Saya diganggu oleh para manusia yang mengenak kaos hijau (panitia FGY). Mereka meminta Saya pendapat (kesan&pesan) setelah menyaksikan pagelaran gamelam yang diikuti oleh berbagai negara di dunia ini. Karena wawancara ini bersifat ndadakan maka Saya jawabnya pun dengan ndadakan pula, misalnya ;
Panitia :”Bagaiamana kesan Anda tentang Festival ini ?”
Saya : ”Sangat menarik minat para generasi muda untuk tidak sekedar tahu soal gamelan.” Jawab Saya dengan penuh keyakinan, padahal itu hanya ceplas-ceplos.
Panitia :”Apakah Anda menangkapa tujuan dari diadakannya festival ini?”
Saya :”Ya. Seperti yang diutarakan oleh pemain asal Singapura tadi bahwa festival ini, selain bertujuan sebagai mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa gamelan itu tidak hanya dilestarikan saja tapi juga dimainkan, gamelan juga merupakan sarana untuk menyambung tali silaturrahmi/ tali persaudaraan. Lebih kepada kebersamaannya ya Mas!”jawab Saya lagi dengan wajah tak berdosa.
Panitia :”Apa harapan Anda selanjutnya tentang festival ini?”
Saya :” DO NOT JUST KEEPING AND SUSTAINING GAMELAN BUT ALSO PLAY IT! HORASSS... UNTUK GAMELAN! SEMOGA TAKKAN PERNAH LEKANG OLEH WAKTU” jawab Saya dengan mata berkaca-kaca.
Panitia:”Oke, Mas! Terima kasih.
Saya:”Sami-sami Mas.*sambil ngeloyor pergi,mutung gag dikasih upah omong.
***
Diatas sudah dijelaskan secara panjang lebar tentang gamelan, sekarang tinggal dari kita sendiri, apakah akan hanya melestarikan gamelan tanpa memainkannya? Ataukah memainkannya juga melestarikannya?
Itu pertanyaan untuk diri kita sendiri, di tengah-tengah westernisasi yang membuat gamelan semakin dilupakan oleh pemiliknya sendiri.
***
Oke Kangmas dan Mbakyu!
Mungkin cukup itu dulu postingan mengenai peristiwa yang terjadi di Yogyakarta (my lovely place).
Sekian dari Saya, Semoga bermanfaat.
HIDUP GAMELAAAAAAAAAAAAAAAAANNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KEEP OUR GAMELAN !
KEEP OUR GAMELAN !
SALAM KARYA DAN HIDUPLAH
0 kritikan:
Posting Komentar
Tempat Menghujat